Terastoday.com,KOTAMOBAGU– Proses debat publik ketiga yang diselenggarakan oleh KPU Kotamobagu pada Sabtu, 16 November 2024, memanas ketika calon Walikota Kotamobagu, Nayodo Koerniawan (NK) memutuskan untuk walk out.
Keputusan ini diambil setelah pasangan calon yang mengusung jargon NK-STA merasa diperlakukan tidak adil oleh KPU Kotamobagu sebagai penyelenggara kegiatan.
Ketua Tim Pemenangan NK-STA, Adrianus Mokoginta, menyampaikan kekecewaan mendalam atas pengaturan debat yang dinilai tidak adil. Ia menyoroti posisi podium kandidat mereka yang ditempatkan di belakang, sementara kandidat lain mendapatkan posisi yang lebih strategis di depan.
“Posisi kandidat kami di belakang jelas mempengaruhi kondisi psikologis saat debat berlangsung. Ini sangat merugikan kami,” ujar Mokoginta, yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI-Perjuangan Kotamobagu.
Protes yang Diabaikan
Sementara itu, Sekretaris Tim Pemenangan NK-STA, Agus Suprijanta, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyampaikan protes terkait pengaturan podium sebelum debat dimulai.
Namun, menurutnya, KPU hanya melakukan penyesuaian pada sesi keempat, setelah kerugian psikologis sudah terjadi.
“Kami sudah protes ke KPU dan panelis, tapi perubahan baru dilakukan di sesi keempat. Ini jelas tidak adil,” tegas Agus.
Agus juga membantah klaim KPU bahwa semua pengaturan sudah dikoordinasikan dengan Liaison Officer (LO).
Ia menegaskan bahwa LO tim NK-STA tidak pernah dilibatkan secara menyeluruh dalam diskusi tersebut.
“Koordinasi dengan LO kami ternyata tidak sesuai. Maka dari itu, kami memutuskan kandidat kami tidak melanjutkan debat,” tambahnya.
Merasa dirugikan, Tim Pemenangan NK-STA mengumumkan rencana untuk melaporkan KPU Kotamobagu ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Agus Suprijanta menegaskan bahwa tindakan ini diambil untuk memastikan tidak ada lagi praktik diskriminasi dalam proses pemilu.
“Masalah ini akan kami laporkan ke DKPP. Kami ingin memastikan keadilan bagi semua kandidat,” ujar Agus.
Nayodo Koerniawan, mendukung penuh keputusan timnya untuk walk out dari debat. Menurut Nayodo, langkah ini diambil berdasarkan analisis dan masukan dari tim yang berada di lokasi debat.
“Tidak ada gunanya melanjutkan debat jika posisi kami tidak menguntungkan. Semua bisa melihat bagaimana kondisi di ruang debat tadi,” jelas Nayodo.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya sudah memberikan masukan kepada KPU jauh sebelum debat dimulai.
Salah satu usulan tersebut adalah pemilihan lokasi yang lebih representatif dibandingkan gedung DPRD Kotamobagu. Namun, usulan itu tidak diindahkan oleh KPU.
“Kami sudah menyarankan agar lokasi debat digelar di tempat yang lebih representatif, tapi saran itu tidak didengar,” tambah Nayodo, yang akrab disapa Papa Kinan./***