Muh. Randa Damaling (Mantan Sekretaris Umum FPMIK Cabang Kota Gorontalo)

Kotamobagu Menyambut Tahun Politik 2024

Terastoday.com- Momentum politik di tahun 2024 ternyata sudah mulai terasa di kalangan masyarakat baik di desa ataupun perkotaan hal ini ditandai mulai munculnya baliho di setiap sudut jalan ataupun brosur di media sosial dengan pose menempelkan telapak tangan sambil wajah tersenyum dengan menggunakan kalimat yang tidak asing terdengar “Mohon Doa dan Dukungannya” seolah – olah ketika memimpin akan amanah membawa keadilan sosial ditengah masyarakat.

Di Kota Kotamobagu sendiri sudah bisa kita lihat informasi yang bertebaran para bakal calon yang akan maju di kontestasi politik daerah di tahun 2024. Kalangan generasi tua yang minim gagasan akan pembangunan daerah dan generasi muda yang hanya bermodalkan pengaruh orang tuanya dalam melanjutkan estafet kekuasaan sudah mulai mencampakkan wajahnya kepada masyarakat.

Pesta demokrasi 5 tahun sekali ini menjadi budaya para pejabat haus kekuasaan untuk memupuk pundi – pundi keserakahan yang akan dibagikan kepada kolega dan keluarganya. Masyarakat sudah tidak terkejut lagi ketika muncul korupsi ataupun suap di kalangan pejabat pemerintahan atau para wakil rakyat di DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), karena toh suara rakyat sudah dibeli dengan money politik yang dilakukan oleh para pejabat bersangkutan.

Baca Juga: Paguyuban se-BMR di Gorontalo Bisa Apa?

Kontestasi politik yang seharusnya membawa perubahan dalam pembangunan berkemajuan bagi daerah malah menjadi ranah unjuk gigi untuk memperlihatkan warna partai mana yang mendominasi daerah tersebut, tapi setelah berkuasa tidak membawa kesejahteraan bagi masyarakat yang mereka perebutkan suaranya.

Teringat PILWAKO (Pemilihan Walikota) tahun 2018 dan PILEG (Pemilihan Legislatif) Tahun 2019 yang diwarnai politik adu domba antara relawan A melawan Relawan B serta politik uang syarat akan kepentingan para calon bergelimpangan dimana – mana.

Maka jangan heran jika pembangunan di daerah tersebut tidak seperti apa yang kita dengar dari mulut para bakal calon tersebut saat kampanye ataupun yang pernah sering kita impikan akan majunya pembangunan didaerah kita. Karena hutang kampanye yang mahal tersebut membuat para bakal calon mencari uang pengganti ataupun persiapan untuk periode berikutnya. Hal ini tidak sehat dalam demokrasi di indonesia karena membuka kesempatan untuk para pejabat pemerintahan atau wakil rakyat DPRD melakukan korupsi.

Baca Juga: HMI Transformatif: Mengokohkan Gagasan di Tengah Kemoderenan 

Harus dibuatnya sosialisasi dari pihak penyelenggara pemilu ataupun organisasi masyarakat dalam mengedukasi semua masyarakat akan bahayanya politik uang dalam demokrasi menjadi hal penting untuk dilaksanakan disetiap desa/kelurahan. Setiap daerah yang akan maju adalah daerah sadar akan potensinya dan mencegah potensi itu jatuh ditangan orang yang salah.

Seyogyanya saudara/i semua saling mengingatkan kepada masyarakat agar jangan sampai terbuai dan terlena akan politik uang yang dilakukan oleh para bakal calon. Sebuah kesalahan yang dilakukan berulang-ulang , suatu ketika bisa saja dianggap sebagai kebenaran. Dalam menyambut momentum kontestasi politik mari setiap pihak saling menjaga dan mengingatkan bahwa kesadaran politik di setiap diri itu perlu agar tidak terjebak dalam politik.

Penulis: Muh. Randa Damaling (Mantan Sekretaris Umum FPMIK Cabang Kota Gorontalo)

Check Also

Ribuan Pendukung Padati Kampanye ‘Yusra Don’ di Ikhwan, Arus Lalu Lintas Dibuat Macet

Terastoday.com,BOLMONG– Dukungan kepada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bolaang Mongondow, Yusra Alhabsyi dan Dony …